7 tradisi unik Bali yang tidak ada di belahan dunia manapun

Sampai saat ini Bali masih menjadi tujuan wisata favorit dunia. Tidak hanya keindahan alamnya, keanekaragaman tradisi unik Bali dan juga budayanya juga memberikan andil besar didalamnya.

Mereka selalu menjaga kelestarian tradisi dan budaya secara turun temurun. Sehingga semuanya tidak akan pernah punah walaupun perkembangan zaman menghantuinya. Dan beberapa bahkan sudah menjadi aktivitas rutin didalam kehidupan masyarakat hindu Bali.

Untuk lebih lengkapnya, yukk kita simak beberapa tradisi unik di Bali berikut ini:

01. Upacara potong gigi atau Mepandes/Metatah.

tradisi unik bali

Wah serem ya kedengarannya, ini merupakan salah satu tradisi unik Bali yang merupakan bagian dari upacara “Manusa Yadnya” yaitu upacara keagamaan untuk manusia.

Prosesi ini dapat dilakukan kepada mereka yang sudah menginjak dewasa, yang bertujuan untuk mengurangi 6 sifat buruk yang ada dialam diri manusia yang dikenal dengan sebutan Sadripu yaitu:

  1. Kama, sifat penuh nafsu indriya.
  2. Lobha, sifat loba dan serakah.
  3. Krodha, sifat kejam dan pemarah.
  4. Mada, sifat mabuk dan kegila-gilaan
  5. Moha, sifat bingung dan angkuh.
  6. Matsarya, sifat dengki dan iri hati.

Dalam melaksanakan upacara ini, gigi kita tidak akan dipotong, melainkan hanya 6 gigi atas yang terdiri dari 4 gigi seri dan 2 gigi taring yang akan dikikir. Biasanya acara ini dirangkaikan dengan upacara kemanusiaan lainnya seperti Ngaben dan pernikahan.

Informasi lebih lengkap mengenai upacara potong gigi di Bali bisa click disini!

02. Tradisi unik Bali Perang Pandan atau Megeret Pandan di Tenganan.

Tradisi megeret pandan
Photo by Puja Astawa

Tradisi perang pandan ini hanya ada di desa “Bali Aga” Tenganan Bali. Prosesi ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali, tepatnya pada bulan kelima penanggalan Bali.

Perang pandan dengan menggunakan “senjata” pohon pandan berduri, dan dilakukan oleh laki-laki masyarakat desa setempat ini, merupakan tradisi turun temurun sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra. Karena masyarakat di Desa Tenganan mempunyai kepercayaan yang berbeda dengan Hindu lainnya yang ada di Bali, yaitu meyakini Dewa Indra sebagai dewa perang dan dewanya segala Dewa.

Tradisi perang pandan atau juga sering disebut “mekere-kere” ini, diyakini sebagai symbol peperangan antara Dewa Indra dan Raksasa Maya Denawa, dimana raksasa ini melarang masyarakat untuk menyembah tuhan.

Mereka akan melakukan perang satu lawan satu dengan menggunakan senjata pohon pandan dan dilengkapi tameng yang terbuat dari anyaman batang rotan. “Perkelahian” ini sangat singkat, hanya kurang lebih 1 menit setiap tandingnya, dan dilakukan secara bergantian selama kurang lebih 3 jam.

Walaupun stetelahnya mereka sampai berdarah karena digeret duri pandan, namun tidak akan ada dendam di antara petarung, karena mereka tau bahwa ini hanya sebuah proses tradisi di desa mereka. Dan diakhir acara mereka akan melakukan kegiatan “megibung” atau makan dalam satu wadah yang besar secara bersama-sama.

03. Tradisi Unik Upacara Ngaben atau Pembakaran Jenasah di Bali

tradisi unik bali

Upacara ngaben di Bali adalah tradisi unik yang sudah sangat terkenal di Indonesia maupun dunia. Tradisi yang wajib dilakukan oleh masyarakat hindu di Bali ini, bertujuan untuk mengembalikan 5 unsur yang ada didalam badan kasar manusia antara lain Apah (air/darah), Teja (api), Bayu (udara), Pertiwi (tanah/organ padat), akasa (ruang hampa).

Selain itu juga bertujuan supaya sang Atman (roh) bisa menyatu dengan Brahman (penciptanya). sehingga yang bersangkutan bisa reinkcarnasi atau terlahir kembali, sebagaimana kepercayaan yang di anut oleh masyarakat hindu Bali.

Untuk penjelasan lebih detailnya silahkan baca: Upacara Ngaben di Bali

04. Hari Raya Nyepi

tradisi ogoh-ogoh di bali
Ogoh-Ogoh

Salah satu tradisi unik Bali yang dijadikan libur nasional dan sangat di banggakan bahkan oleh dunia yaitu hari raya nyepi. Bagaimana tidak, hanya di Bali bisa menghentikan secara total segala kegiatan masyarakat selama 24 jam.

Hari raya yang juga dikenal sebagai tahun baru caka ini, dilaksanakan setiap satu tahun sekali yaitu di bulan kesembilan penanggalan Bali. Saat perayaan hari raya ini, Bali akan menjadi kota mati dalam sehari. Kita tidak akan menemukan kendaraan yang lalu lalang, tidak ada masyarakat yang bekerja, tidak ada lampu di malam hari, dan bahkan penerbangan juga ditutup.

Kegiatan tradisi ini dirangkai dengan beberapa prosesi antara lain:

  • Melasti: Masyarakat akan berbondong-bondong menuju pantai untuk melakukan “penyucian” untuk menyambut pelaksanaan hari raya nyepi.
  • Pengrupukan: berkeliling mengarak ogoh-ogoh yaitu patung yang menyerupai “buta kala” atau yang seram, dimana kegiatan ini dilakukan satu hari sebelum puncak hari raya Nyepi.

Click disini informasi lengkap tentang hari raya Nyepi di Bali.

05. Pemakaman Unik di desa Trunyan

pemakaman desa trunyan

Sebuah desa tradisional di Bali yang terletak di dekat objek wisata ini sangat terkenal dengan tradisi pemakaman uniknya. Dan mereka sangat mempertahan tradisi ini secara turun temurun.

Satu hal unik yang bisa kita temui di desa Trunyan yaitu pemakaman jenasah tidak seperti pada umumnya, masyarakat yang meninggal jenasahnya tidak dikubur dalam tanah, melainkan hanya dibaringkan di bawah pohon besar yang dikenal dengan nama pohon Taru Menyan.

Anehnya proses pembusukan jenasah-jenasah disana tidak menimbulkan bau sama sekali, mereka mempercayai bau busuknya diserap oleh pohon besar tadi. Dari nama pohon ini juga diambil nama desa Trunyan. yaitu berasal dari kata Taru dan Menyan.

Lebih lengkap tentang desa trunyan silahkan baca disini!

06. Tradisi Omed-Omedan

omed omedan di bali
image by info denpasar

Omed-omedan bisa diartikan tarik menarik, dimana tradisi ini merupakan luapan kegembiraan dari masyarakat Banjar kaja, desa sesetan Denpasar Bali.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali, tepatnya pada hari ngembak geni,  satu hari setelah hari raya Nyepi. Diikuti oleh peserta pemuda dan pemudi desa setempat yang masih lajang atau belum menikah.

Peserta akan dibagi menjadi dua kelompok, kelompok laki-laki dan perempuan. kemudian merekja saling berhadap-hadapan dan tarik menarik satu sama lainnya, setelah berhasil ditarik mereka akan diguyur dengan air.

Baca juga: Makna Canang atau Sesajen Yang Sering Kita Lihat di Bali

07. Tradisi Mesbes Bangke


Ini benar-benar tradisi yang sangat unik di Bali yaitu “mesbes Bangke” atau mencabik mayat. Hanya terdapat di desa Buruan, Tampak siring gianyar Bali.

Tradisi ini dilakukan kepada masyarakat yang akan melaksanakan upacara ngaben secara tunggal atau personal. Masyarakat akan berkumpul dijalan untuk menanti datangnya jenazah yang diusung dari rumah duka. Begitu jenazah terlihat, maka akan diserbu oleh warga untuk dibesbes (dicabik). Sebagian warga ada yang secara sadar dan sebagian lagi ada yang setengah sadar. Bahkan, ada yang sampai menaiki jenazah. Tangan dan mulut mereka akan sibuk mencabik-cabik tubuh yang tidak bernyawa tersebut.

Informasi lebih lengapnya bisa dibaca disini!


Itulah beberapa tradisi unik di Bali yang hanya ada di pulau seribu pura ini. Dan semua tradisi ini hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu yang ada di Bali.